Minggu, 25 Maret 2018

Kekerasan Hubungan Anak dan Orang tua




 

TUGAS
26 Maret 2018
Ilmu Sosial Dasar




1.    Dengan banyaknya prilaku anak yang membunuh orang tua maupun yang menyiksa anaknya, bagaimana menurut kalian sebagai anak apabila menemukan atau melihat orang tua melakukan tindakan kekerasan terhadap anaknya.

Jawab : 

Menurut pribadi saya, hal tersebut ,masih diperbolehkan dalam arti batas wajar. Hal yang menurut saya masih dalam batas wajar adalah sekedar menyubit atau menjewer telinga. Hal tersebut dapat membentuk karakter disiplin seorang anak untuk kedepannya. 

Namun, jika melihat kasus orang tua MENYIKSA anaknya hal tersebut sudah lewat batas wajar bahkan bisa dikatakan orang tua tersebut dalam keadaan sakit mental/jiwa. Jika hal tersebut dilakukan dalam kurun waktu yang lama maka akan membuat trauma tersendiri untuk sang anak

Bahkan sang anak pun dapat menjadi orang tua nya yang akan menyiksa anaknya kelak. Mengapa ? karena traumatik yang didapatkan sang anak yang disiksa oleh orang tuanya seolah-olah dia membalaskan dendam penyiksaannya selama ini kepada orang tua nya.

Hal tersebut tentu harus dilaporkan kepada pihak berwenang seperti Komnas HAM dan KPAI. Namun hal tersebut dapat dicegah dari diri kita sendiri bahwasanya seorang anak adalah seorang penerus. Tidak layak seorang anak yang polos di  siksa. Memang namanya seorang anak pasti ada kalanya dia akan melawan orang tua namun hal tersebut harus didampingi dan diarahkan oleh orang tua supaya tidak salah jalur.


2.    Bagaimana perilaku kalian apabila kalian menjadi orang tua apabila menemukan anak yang bandel, hal apa yang sebaiknya kalian lakukan. 

Jawab :

Dalam soal tertulis “Menemukan” artinya hal tersebut bukan merupakan anak kandung.

Jika menemukan anak yang bandel, saya pribadi suka membiarkannya saja jika bandel tersebut masih dalam hal positif. Namun jika bandel tersebut berubah menjadi kejahatan baru hal tersebut memicu perdebatan. Pada hal nya laki laki remaja memang bandel/nakal karena rasa ingin tahu nya yang tinggi dan pergaulan sekitar. 

Jika anak yang bandel itu adalah anak sendiri, saya sebagai orang tua akan memberikan pengarahan yang baik dan akan selalu mendampinginya. Namun jika hal tersebut semakin sulit, saya akan memberi sedikit kekerasan seperti hanya menyubit dan menjewer nya saja. 

Mengapa ? supaya anak tersebut terbentuk karakter disiplinnya. Jika sudah terbentuk karakter disiplin dan mandirinya maka dengan sendirinya dia tidak akan terpengaruh segala hal negatif di lingkungan sekitar dia.


Kamis, 22 Maret 2018

Penduduk dan Budaya

1.  Pertumbahan Penduduk

 

Pertumbahan penduduk berpengaruh dalam suatu wilayah, baik tinggi maupun rendah. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sendiri  mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Rata-rata wanita di Indonesia melahrikan 2,6 anak, padahal seharusnya hanya 2,1 anak. Dari sebanyak jumlahnya populasi di Indonesia tentu menyebabkan keberlangsungan alam sekitar berkurang dikarenakan diambil alih fungsi dengan bertambahnya penduduk.

Pertumbahan penduduk adalah perubahan suatu populasi yang dapat dihitung dengan perubahan dan jumlah individu dalam sebuah populasi dan memakai waktu per tahun untuk menghitungnya. Pertambahan penduduk dapat berubah seiring waktu berdasarkan kelahiran, angka kelahiran, migrasi, dan jumlah kematian. 

Melesat naiknya laju pertumbuhan penduduk dapat dicegah oleh pemerintah dan diri sendiri berdasarkan peraturan yang ada di wilayah masing-masing. Contoh di Indonesia dianjurkan hanya memiliki 2 anak per keluarga. Sebaliknya menurunnya laju pertumbuhan penduduk dapat di cegah dengan kesadaran diri sendiri dan pemerintah.



2.   Masuknya Budaya Barat di Indonesia

Indonesia kaya akan budaya yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia. Indonesia merupakan negara berbentuk kepulauan yang artinya budaya tersebut berada di seluruh pulau Indonesia. Seiring berjalannya globalisasi dan perkembangan teknologi, kita mengetahui bahwa budaya tidak hanya ada di Indonesia saja. Negara lain pun memilikinya yang tidak kalah bagus dari kita.

Dari segi teknologi seperti menonton di televisi, mendengar di Radio kita mengetahui budaya luar tersebut. Dan beberapa dari kita terpengaruh akan budaya tersebut dan mempraktekannya di Indonesia. Tentu hal tersebut tidak menjadi masalah dan tidak melanggar hukum. Namun semakin banyak kita ingin tahu budaya luar semakin jauh juga kita dari budaya kita sendiri. 

Kita ambil contoh saat di mall atau supermarket atau tempat hiburan, kita yang pergi kesana akan berpakaian rapih seperti mengenakan sepatu, jam, gelang, anting, kalung, kacamata gaya, snapback, jaket bomber, dan lainnya. Orang yang melihat akan berkata “wah kece sekali”. Kita bandingkan dengan orang yang mengenakan celana bahan jawa, kaos, sendal jepit, dan menggunakan blangkon. Kita akan berpikir bahwa hal tersebut akan terbilang “norak atau kampungan”. Padahal hal tersebut merupakan rasa cinta nya terhadap budaya nya sendiri.

Boleh saja kita ingin mengikuti kebudayaan diluar, tetapi jangan  lupa juga untuk tetap melestarikan budaya Indonesia, budaya tanah air kita sendiri.



Selasa, 13 Maret 2018

Diskriminasi dan Ethnosentrisme di Indonesia



Diskirminasi 



Dari dulu hingga sekarang diskriminasi tidak hilang dari zaman, dahulu saat orang kulit hitam di Amerika dikucilkan hanya karena mereka berkulit hitam, hingga diskriminasi perbedaan agama di Indonesia menjadi masalah yang berakar. Di dalam negeri sendiri, kita dapat melihat di media televisi atau lingkungan sekitar sendiri  diskriminasi terhadap ras, golongan, agama, suku, fisik, dan sejenisnya masih merajalela. 

Indonesia memiliki semboyan Negara “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda tetapi tetap satu”. Seharusnya hal seperti golongan, ras, agama, suku, fisik bukanlah sebuah alasan kenapa kita tidak mau bersilaturahmi terhadap sesama. 

Sebelumnya marilah kita mengenal pengertian dan definisi dari DISKRIMINASI, supaya kita dapat menghindari nya dan menjaga kerukunan terhadap sesama manusia.

Diskriminasi adalah Suatu istilah yang digunakan untuk merujuk kepada sesuatu yang tidak adil terhadap perorangan yang dimaksud. Hal tersebut dapat terjadi karena perbedaan suatu golongan, ras, agama, suku, fisik, kelamin. Diskriminasi bisa terjadi karena sejarah suatu golongan yang menyebabkan perbedaan dari golongan-golongan lainnya. contoh : Diskriminasi terhadap etnis Tionghoa di Indonesia, diskriminasi tersebut semakin besar karena adanya kasus yang mengenai mantan Gubernur DKI Jakarta.

Diskriminasi sebetulnya dapat dicegah jika semua orang memiliki kesadaran masing-masing terhadap sesama, bayangkan saja jika dirimu sendiri yang dikucilkan oleh orang lain. tentu tidak menyenangkan bukan ?. Pada dasarnya manusia diciptakan memiliki keistimewaan masing-masing.  manusia memiliki kesetaraan yang sama. 

Diskriminasi sampai sekarang ini masih belum hilang dalam pikiran masyarakat.  



Ethnosentrisme





                Indonesia adalah Negara yang memiliki beragam suku dan budaya yang khas. Indonesia merupakan negara berbentuk kepulau an yang setiap budaya nya tersebar di pulau-pulau tersebut. tentu kita bisa bangga pada diri kita sendiri sebagai orang Indonesia, namun apakah kita sendiri bisa menerima suku dan budaya khas Indonesia itu ?.Kita pun sering memandang bahwa suku kita sendiri lebih baik dari suku lain bukan ?.Contohnya seperti suku Jawa lebih baik dalam berorganisasi daripada suku Sunda? Padahal belum tentu suku jawa lebih baik dari suku sunda. Penilaian tersebut dinamakan Ethnosentrisme 

                Ethnosentrisme adalah sebuah pandangan masing-masing orang yang menganggap bahwa kebudayaan yang dimiliki lebih baik dari budaya lain. Hal tersebut terjadi  karena berbedanya faktor budaya politik dan pluralisme dari bangsa Indonesia sendiri.  Namun, Ethnosentrisme memiliki dampak yang cukup baik bagi masyarakat seperti menjaga keutuhan dan stabilitas kebudayaan.  Dengan menyayangi dan melestarikan budaya sendiri, kita dapat mewariskannya ke generasi yang akan mendatang untuk dilestarikan kembali. 

                Contoh  Ethnosentrisme dapat kita lihat di suku pedalaman Papua. Mereka tidak menggunakan pakaian pada umumnya. mereka hanya menggunakan koteka. tentu saja bagi orang non pedalaman papua dan orang suku lain yang melihat akan merasa malu jika diharuskan mengenakannya. Namun bagi orang Papua pedalaman menggunakan Koteka sudah merupakan tradisi dari nenek moyang mereka dan hal itu merupakan suatu kebanggan dalam diri mereka sendiri.

                Hal lain yang kita dapat lihat adalah penggantian pakaian mayat di Toraja atau yang disebut dengan Ma’nene. Pada umumnya saat kakek, nenek atau orangtua kita meninggal dunia, kita tidak akan mengusik kuburan mereka dan membiarkannya beristirahat dengan tenang. Masyarakat beragama muslim hanya mengenakan kain kafan saat meninggal dan menguburnya. Berbeda dengan masyarakat Toraja, mereka akan membongkar peti mati leluhur mereka dan menggantikan pakaiannya. 

                Tentu bagi kita yang bukan masyarakat Toraja akan mengatakan hal itu tidak biasa, namun bagi masyarakat toraja hal tersebut harus dilakukan saat sebelum masa panen. Mereka percaya jika leluhur mereka tidak digantikan pakaiannya maka sawah-sawah dan ladang mereka akan mengalami kerusakan dengan hama yang tiba-tiba datang.