Kamis, 22 Maret 2018

Penduduk dan Budaya

1.  Pertumbahan Penduduk

 

Pertumbahan penduduk berpengaruh dalam suatu wilayah, baik tinggi maupun rendah. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia sendiri  mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Rata-rata wanita di Indonesia melahrikan 2,6 anak, padahal seharusnya hanya 2,1 anak. Dari sebanyak jumlahnya populasi di Indonesia tentu menyebabkan keberlangsungan alam sekitar berkurang dikarenakan diambil alih fungsi dengan bertambahnya penduduk.

Pertumbahan penduduk adalah perubahan suatu populasi yang dapat dihitung dengan perubahan dan jumlah individu dalam sebuah populasi dan memakai waktu per tahun untuk menghitungnya. Pertambahan penduduk dapat berubah seiring waktu berdasarkan kelahiran, angka kelahiran, migrasi, dan jumlah kematian. 

Melesat naiknya laju pertumbuhan penduduk dapat dicegah oleh pemerintah dan diri sendiri berdasarkan peraturan yang ada di wilayah masing-masing. Contoh di Indonesia dianjurkan hanya memiliki 2 anak per keluarga. Sebaliknya menurunnya laju pertumbuhan penduduk dapat di cegah dengan kesadaran diri sendiri dan pemerintah.



2.   Masuknya Budaya Barat di Indonesia

Indonesia kaya akan budaya yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia. Indonesia merupakan negara berbentuk kepulauan yang artinya budaya tersebut berada di seluruh pulau Indonesia. Seiring berjalannya globalisasi dan perkembangan teknologi, kita mengetahui bahwa budaya tidak hanya ada di Indonesia saja. Negara lain pun memilikinya yang tidak kalah bagus dari kita.

Dari segi teknologi seperti menonton di televisi, mendengar di Radio kita mengetahui budaya luar tersebut. Dan beberapa dari kita terpengaruh akan budaya tersebut dan mempraktekannya di Indonesia. Tentu hal tersebut tidak menjadi masalah dan tidak melanggar hukum. Namun semakin banyak kita ingin tahu budaya luar semakin jauh juga kita dari budaya kita sendiri. 

Kita ambil contoh saat di mall atau supermarket atau tempat hiburan, kita yang pergi kesana akan berpakaian rapih seperti mengenakan sepatu, jam, gelang, anting, kalung, kacamata gaya, snapback, jaket bomber, dan lainnya. Orang yang melihat akan berkata “wah kece sekali”. Kita bandingkan dengan orang yang mengenakan celana bahan jawa, kaos, sendal jepit, dan menggunakan blangkon. Kita akan berpikir bahwa hal tersebut akan terbilang “norak atau kampungan”. Padahal hal tersebut merupakan rasa cinta nya terhadap budaya nya sendiri.

Boleh saja kita ingin mengikuti kebudayaan diluar, tetapi jangan  lupa juga untuk tetap melestarikan budaya Indonesia, budaya tanah air kita sendiri.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar